Ngelmu.co, SUKOHARJO – Calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 2 Jawa Tengah, Sudirman Said-Ida Fauziyah berhasil menghantam lawan politiknya Ganjar Pranowo dalam Debat Cagub Jateng di Best Western Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo pada Kamis (3/5/2018).
Salah satu serangan Sudirman-Ida kepada Ganjar adalah angka kemiskinan di Jateng yang meningkat serta rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG) di Jateng.
Cagub Jateng nomor urut dua, Sudirman Said, menambahkan untuk mengatasi kemiskinan di Jateng pihaknya berencana membuka 5 juta lapangan kerja. Dengan begitu, dia yakin akan ada penurunan angka kemiskinan signifikan di Jateng.
“Kemudian pengurangan kemiskinan, di masa Pak Bibit (gubernur sebelum Ganjar) bisa 5,73. Jadi kalau kami rencanakan 6 persen bukan sesuatu yang mengarang-arang, tapi pernah ada jejaknya,” kata pria yang akrab disapa Pak Dirman ini.
Lebih lanjut, Pak Dirman mengatakan bahwa dirinya bersama Ida Fauziyah ingin datang memperbaiki, dengan program yang sudah kita rencanakan tadi. “Lima juta lapangan kerja mesti diciptakan, 2,2 juta rakyat miskin mesti dientaskan,”kata Menteri ESDM RI periode 2014-2016 ini.
Sementara, Cawagub Ida Fauziyah tak kalah panas di Debat Cagub Jateng malam tersebut. Di sesi awal, Ida sempat melontarkan pernyataan keras dengan menyebut Jateng darurat kekerasan terhadap perempuan.
“Jateng darurat kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan anak juga tinggi, yang diperlukan tidak hanya tindakan kuratif tapi juga butuh tindakan preventif, mencegah perempuan terhindar dari kekerasan,” katanya.
Untuk diketahui, data Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia di Jawa Tengah. Dari data tersebut menunjukkan bahwa sampai Oktober 2017, angka kekerasan perempuan ada 1.303 kasus, kekerasan seksual 523 kasus, kekerasan fisik 496 kasus.
Menurut Ida, pemerintah perlu menggandeng kelompok berbasis perempuan. Saat ini, kata Ida, ada banyak organisasi perempuan yang juga mengawal isu kekerasan terhadap perempuan dan anak. Menurutnya, masyarakat perlu deteksi dini.
“Perlu deteksi kemungkinan terjadinya kekerasan. Perlindungan di basis paling rendah, di rumah tangga,” kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Tak hanya persoalan kekerasan perempuan yang disorot Ida. Dia juga menyerang Ganjar-Yasin dengan IPM dan IPG yang masih rendah di Jateng.”Saya katakan bahwa IPM kita (Jateng) di bawah rata-rata nasional termasuk IPG kita juga di bawah rata-rata nasional,” katanya saat jumpa pers sesuai debat.
Dia menuturkan bahwa pihaknya juga menyoroti kasus kemiskinan di Jateng. Menurutnya, angka kemiskinan di Jateng masih sangat tinggi dan menjadi pekerjaan rumah bagi pemimpin Jateng mendatang.
“Angka kemiskinan kita (di Jateng) bukan tinggal 4 persen, kemiskinan kita masih 12,27 persen. Itu semua data kami ambil dari BPS. Jadi kami tidak sedang (mempolitisasi) angka, apalagi kemiskinan, hanya kami ingin mengatakan kemiskinan di Jawa Tengah ini serius, harus ada upaya mengatasi kemiskinan,” pungkasnya.