Ngelmu.co – Budayawan Sudjiwo Tedjo, membagikan hasil tangkapan layar dari unggahan akun Facebook Ana Umi.
Tak lain adalah potret para santri yang menutup telinga mereka, agar tak mendengar musik, saat mengantre vaksin.
Ana Umi menulis, “Anak-anak Ma’had Tahfidz dijemput mobil Kemenkes untuk dibawa ke tempat vaksin.”
“Terlihat mereka menutup telinganya, karena di lokasi tersebut disetel musik,” sambungnya.
Lalu, melalui akun Twitter pribadinya, @sudjiwotedjo mengingatkan, “Jangan mengaku demokratis, bila tertawa-tawa ngece [mengolok-olok] melihat mereka yang menutup telinganya dari musik.”
“Itu hak mereka. Hargai,” tegasnya. “Aku suka musik, dan hidup antara lain dari musik pula.”
“Tapi,” sambungnya, “kubela hak siapa pun untuk tak mau mendengarkan musik,” pungkas Sudjiwo Tedjo.
Ketegasan itu pun mendapat respons dari sesama pengguna Twitter, @heri_potret.
“Justru santri-santri itu yang demokratis dan toleran. Mereka tetap mau divaksin, tanpa protes agar musiknya dimatikan,” tuturnya.
“Dan [para santri] mengalah dengan menutup telinga mereka, padahal [jumlah] mereka banyak,” sambung Heri.
Baca Juga:
- Respons Unggahan Video Diaz Hendropriyono, Yenny Wahid Bela Para Santri
- Ustaz Hilmi Minta Penjelasan Letjen TNI Dudung Abdurachman
Seperti diketahui, video singkat yang merekam puluhan santri sedang mengantre vaksinasi Covid-19, viral di berbagai media sosial.
“Masya Allah. Santri kami sedang antre untuk vaksin. Qadarulloh wa maa sya’a fa’ala, di tempat vaksin ini ada suara musik.”
“Maka lihat, santri-santri kami menutup kupingnya, agar mereka tidak mendengar suara musik ini. Barakallahu fiikum.”
Demikian penjelasan perekam–kemungkinan merupakan guru atau ustaz dari para santri–yang terdengar dalam video tersebut.
Makin viral, karena segelintir pihak–setidaknya ada empat nama–justru mengomentari sikap para santri dengan nada nyinyir.
Selengkapnya, baca di: