Ngelmu.co – Kepolisian negara bagian Jharkhand, India, menangkap empat orang pria di Telodih, Giridih.
Pasalnya, kamera CCTV merekam aksi tercela salah seorang di antara mereka, yakni Sunny Raj, BAK [buang air kecil] di dalam masjid setempat, 4 Oktober lalu.
Setelah penangkapan, keluarga mengajukan pembelaan, dengan menyebut Sunny, mengalami ketidakstabilan mental.
Namun, berdasarkan penyelidikan polisi, keempat pelaku tidak memiliki masalah mental.
Keempat pelaku juga bekerja di perusahaan besar.
“Empat orang ditangkap. Keluarga salah satu terdakwa telah mengajukan pembelaan, bahwa ia tidak stabil secara mental.”
“Namun, tampaknya tidak benar. Keempat terdakwa bekerja di perusahaan multinasional.”
Demikian tutur Wakil Komisaris Kepolisian Giridih Naman Priyesh Lakra, seperti Ngelmu kutip pada Selasa (18/10/2022) ini.
Kini, keempat pelaku didakwa dengan sejumlah pasal pidana, di antaranya tentang provokasi menimbulkan kerusuhan.
Para pelaku juga disebut memicu permusuhan antardua kelompok, menodai tempat ibadah, mengganggu majelis agama.
Pasal persekongkolan kriminal juga siap menjerat keempatnya.
Sekilas mengulas, kepolisian Jharkhand, dua terdakwa merupakan saudara kandung, sementara satu lainnya adalah sepupu.
Sunny memegang gelar master di bidang administrasi bisnis dan merupakan karyawan di sebuah perusahaan multinasional.
Pelaku kedua adalah manajemen hotel, pelaku ketiga bekerja di bidang kontraktor, sementara pelaku keempat berurusan dengan real estat.
Semua terdakwa merupakan warga Pachamba, Giridih.
Latar belakang pendidikan para terdakwa pun membuat masyarakat bingung dan terkejut.
Baca Juga:
Pada 4 Oktober lalu, Sunny memasuki sebuah masjid yang berada di Khutta, Telodih.
Pria berusia 25 tahun itu datang ketika jemaah tengah melaksanakan salat Zuhur.
Sunny kemudian menghampiri mimbar, dan buang air kecil di sana.
Tidak lama kemudian, jemaah pun menangkapnya.
Aksi Sunny juga terekam kamera CCTV yang terpasang di dalam masjid.
Sementara saudaranya, yakni Rohit Raj, berada di luar gerbang dengan skuternya.
Adapun dua pelaku lainnya, yakni Deepalok Mitra dan Chandan Gupta, menunggu di mobil yang terparkir agak jauh.
Warga setempat pun memukuli mereka; atas tindakan keji tersebut.
“Setelah polisi tiba di lokasi, warga menyerahkan keempatnya kepada polisi.”
Selama penyelidikan, terungkap jika Sunny, hendak berusaha memasuki masjid lain yang terletak di sepanjang jalan utama Pachamba.
Ia ingin melakukan hal yang sama, tetapi tidak dapat memasuki masjid lain, karena jemaah melarangnya yang mengenakan celana pendek.
Anggota kepolisian Pachamba, Saurav Raj, mengatakan, “Semuanya terekam CCTV masjid di Khutta, ada juga bukti kuat lainnya terhadap terdakwa.”
Adapun satu terdakwa lainnya, yakni Babla Keshri, melarikan diri.
Baca Juga:
@ngelmuco Tentang #masjid berusia 120 tahun, yang muncul utuh; setelah 30 tahun tenggelam. Namanya #MasjidNoori, terletak di #Nawada, #Bihar, #India ♬ Moments in the Mosque – Hassan Falih
Keluarga yang mengeklaim pelaku mengalami ketidakstabilan mental adalah dari pihak Sunny.
“Kami berasal dari keluarga berpendidikan. Sunny tidak stabil secara mental…”
Namun, Saurav menegaskan, “Selama penyelidikan, kami belum menemukan ‘ketidakstabilan mental’ pada Sunny.”
“Jika ia tidak stabil, mengapa setelah gagal di satu masjid, ia mencoba melakukan aksinya di masjid lain yang jaraknya 4 kilometer?”
Terpisah, Wali Kota Telodih, bilang, “Kalau saja tidak ada rekaman CCTV, tidak ada yang akan percaya bahwa di Navami, seorang Hindu akan pergi ke daerah muslim, dan buang air kecil di masjid.”
“Kami juga mendapat informasi bahwa Sunny, telah membeli sepeda mahal, Royal Enfield Interceptor 650, yang harganya lebih dari 4 lakh [atau sekitar Rp82 juta] pada bulan Juli 2022.”
“Seseorang dengan pikiran yang tidak stabil, ataupun keluarganya, tidak akan mengizinkan membeli sepeda seperti itu.”
“Itu adalah konspirasi besar untuk menciptakan kerusuhan komunal di kota. Sekarang, polisilah yang harus menyelidiki lebih lanjut,” tegas Wali Kota Telodih.
Keempat terdakwa tidak memiliki hubungan langsung dengan partai politik mana pun di Jharkhand.
Namun, beberapa pemimpin dari satu partai politik yang merupakan oposisi di Jharkhand, datang ke kantor polisi.
Mereka berjanji akan mendukung terdakwa.
Warga Telodih yang hadir di kantor polisi, tidak menyetujui penjelasan mereka.
Warga bahkan bicara kepada para simpatisan.
“Jika tindakan itu tidak direncanakan untuk menciptakan ketegangan komunal di kota–selama Durga Puja–lantas, bagaimana para pejabat bisa secepat itu mendatangi kantor polisi untuk membela terdakwa?”