Opini  

Surat Terbuka Koordinator Perantau Minang Benua Amerika untuk Gubernur Papua

Surat Terbuka Kordinator Perantau Minang Benua Amerika untuk Gubernur Papua
Surat Terbuka Koordinator Perantau Minang Benua Amerika

Ngelmu.co – Surat terbuka ini ditulis oleh Dr. Wazri A. Afifi, seorang koorinator Perantau Minang Benua Amerika. Surat ini ditujukan untuk Gubernur Papua, Lukas Enembe. Dalam surat terbuka ini, ia menyampaikan kegelisahannya sebagai orang Minang terhadap sesama anak bangsa yang mendapatkan perlakuan kejam. Berikut isi surat tersebut:

Surat Terbuka kepada yang terhormat Bapak Lukas Enembe Gubernur Papua dan Bapak Bupati, Camat, Lurah, Ketua, RW, Ketua RT, dan seluruh Bapak-bapak Kepala Suku di Papua.

Dari: Dr. Wazri A. Afifi, MBA, MICR
Koordinator Perantau Minang Benua Amerika
(Canada, AS, Amerika Tengah dan Amerika Selatan)

Dengan hormat,

Teriring salam persahabatan dari semua warga negara Indonesia diseluruh benua Amerika kepada yang terhormat, Bapak Lukas Enembe Gubernur Papua dengan gelar Sangsoko Sutan Rajo Panglimo Gadang dan seluruh Bupati, Camat, Lurah, Ketua RW, Ketua RT dan para Kepala Suku di Provinsi Papua. INDONESIA.

Kami orang Minang diseluruh benua Amerika merasa sedih dan heran kenapa sesama anak bangsa dibunuh secara kejam dipanah, dikapak dan dibakar, yang pelaku mungkin OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang tidak mengerti bahwa kita semua dari Sabang sampai Merauke adalah bersaudara. Kenapa orang Papua membunuh kami orang Minangkabau yang menumpang tinggal di tanah saudaranya Papua.

Kami masyarakat Minangkabau di benua Amerika tidak mencurigai saudara kami orang Papua tapi kami khawatir yg membunuh orang Minangkabau tersebut adalah OPM. Kami yakin tidak seorangpun masyarakat Papua yang tega membunuh saudaranya orang Minangkabau begitu kejam tanpa melihat anak-anak dan wanita semua dibunuh dengan kapak dan panah.

Perintah nenek moyang Minangkabau: Kalau hidup dirantau orang; jika menyauk air dibawah-bawah, mematah ranting diujung-ujung. Artinya: Perintah nenek moyang ini wajib dipatuhi dimanapun orang Minang berada. Maka, dengan demikian, orang Minang di perantauan dilarang untuk sombong, apalagi angkuh dan tidak peduli. Justru itu tidak mungkin orang Minang dibenci oleh penduduk setempat dan sangat tidak masuk akal kalau ada orang Minang yang dibunuh atas dasar kebencian. Tapi kenyataannya berlainan.

Kalau saudara sebangsa kami dari Papua bertanya kepada seluruh masyarakat dunia dimana orang Minang berada. Tidak ada yang sombong tapi malangnya perantau Minang yang ada di Papua dibunuh secara sadis. Kenyataan bukan memuji diri tapi begitulah adanya, yang wajib patuh kepada perintah nenek moyang Minangkabau yaitu, kalau mengambil air disungai, harus yang di dekat muara agar air sungai itu tidak keruh, kalau mematah ranting diujung-ujung agar semua daun pohon tidak hilang agar orang yang datang sesudah itu akan mendapat daun juga.

Kami yakin orang Papua tetap menyayangi saudara sebangsa orang Minangkabau yang merantau di Papua. Adat Minangkabau melarang merendahkan atau menghina orang lain, sebagai contoh memanggil orang dengan gelar yang didapat dari sukunya, memanggil orang lain dengan perkataan “kamu” adalah dilarang.

Ada pemeo Minangkabau ketek banamo, godang bagola. Contoh: “Hai kamu” tidak ada di Minangkabau yang ada “Ya dunsanak/wahai saudaraku”. Orang Minangkabau 100% adalah Islam dengan ajarannya semua manusia sama kecuali yang bertaqwa yang bertaqwa adalah sebuah kepatuhan kepada Tuhan Allah SWT bukan yang membedakan fisik diantara manusia.

Kami semua perantau Minang dibenua Amerika berharap kepada Bapak Lukas Enembe dan seluruh pemimpin Papua dan seluruh kepala suku di Papua menghalau penguasa OPM agar tidak bisa membunuh saudaranya masyarakat Indonesi/Minangkabau.

Bukti Minangkabau menghormati Bapak Lukas Enembe dengan pangkat berjabatan tinggi sebagai raja dari segala panglima yaitu, Sangsako Sutan Rajo Panglimo Gadang. Semoga semua yg dibunuh akan ditempatkan Allah SWT sebagai syahid dan syahidah. Aamiin.

Kepada seluruh masyarakat Papua dimanapun berada. Yakinlah kami orang Minangkabau tidak pernah dan tidak ada niat sedikitpun untuk mengambil hak masyarakat Papua. Sesuai dengan perintah nenek moyang, seluruh petantau Minang wajib membela saudara sebangsanya dimanapun ia berada.

Saudara kami masyarakat Papua, orang Minang terikat kepada sumpah nenek moyang mereka bahwa tidak boleh menyusahkan masyarakat dimanapun mereka berada. Saudaraku masyarakat Papua membunuh orang Minang adalah salah alamat. Nenek moyang orang Minang memerintahkan kalau mengambil air disungai harus dibawah atau didekat muara maksudnya agar tidak keruh sehingga orang lain yang mengambil air tetap mendapat air jernih.

Ajaran yang lain. orang Minang kalau mau mematah ranting pohon maka patahkan diujung ranting supaya orang datang kemudian masih mendapat daun dari pohon itu. Wahai saudaraku, seluruh masyarakat Papua, pahamilah. Orang Minang bukan penjajah tapi akan menolong masyarakat Papua untuk mengusir penjajah. Orang Minang tidak mungkin berkata kotor karena terikat dengan ajaran agama dan perintah adat Minangkabau. Oleh itu kalau ada tuduhan miring kepada masyarakat Minang itu pasti fitnah.

Terima kasih, maaf lahir batin.

Salam hormat,

Dr. Wazri A. Afifi

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Mahasiswa Korban Unjuk Rasa yang Sempat Kritis Akhirnya Meninggal Dunia
Jokowi Undang ke Istana, Aliansi BEM Menolak: Pertemuan Harus Berlangsung Secara Terbuka
[/su_box]