Ngelmu.co – Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia (IPI), tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi), menjadi yang terendah sejak Juni 2016 lalu. Angkanya turun dari 69,5 persen [Februari 2020], menjadi 62,9 persen [Februari 2021].
“Ini titik terendah tingkat kepuasan terhadap Pak Jokowi, bahkan sejak Juni 2016,” kata Direktur Eksekutif IPI, Burhanuddin Muhtadi, dalam jumpa pers daring, Senin (8/2) kemarin.
Berikut selengkapnya tren kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi [Juni 2016-Februari 2021]:
- Juni 2016, 67,1 persen;
- Agustus 2016, 67,5 persen;
- September 2017, 68,3 persen;
- Februari 2018, 71,9 persen;
- Maret 2018, 71,2 persen;
- Juli 2018, 69,8 persen;
- September 2018, 72,4 persen;
- Oktober 2018, 72 persen;
- Desember 2018, 68,1 persen;
- Februari 2019, 71,6 persen;
- Maret 2019, 71,3 persen;
- Juli 2019, 71 persen;
- September 2019, 71,8 persen;
- Februari 2020, 69,5 persen;
- Mei 2020, 66,5 persen;
- Juli 2020, 65,2 persen;
- September 2020, 68,3 persen;
- Februari 2021, 62,9 persen.
Sedangkan skor paling rendah terjadi pada Januari 2015, yakni 40,7 persen.
Berikut hasil survei tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi, Februari 2021:
- 5,1 persen responden sangat puas;
- 57,8 persen responden cukup Puas;
- 33 persen responden kurang Puas; dan
- 2,6 persen responden tidak puas sama sekali.
Sementara pada Februari 2020:
- 11,9 persen responden sangat puas;
- 57,6 persen responden cukup Puas;
- 26,1 persen responden kurang Puas; dan
- 2 persen responden tidak puas sama sekali.
Maka Burhan menyampaikan, Jokowi, harus berhati-hati terhadap fenomena ini.
Sebab, ia menilai, kepuasan publik terhadapnya, bukan tidak mungkin akan terus menurun, jika tak ada tindak lanjut.
“Tren ini kalau tidak diantisipasi oleh Presiden, itu bisa [jadi] alarm, karena sebagian dari pendukung loyalnya, sudah mulai bergeser,” kata Burhan.
Baca Juga: Terhitung Sejak 2006, Skor Indeks Demokrasi Indonesia Tahun 2020 Jadi yang Terendah
Survei tersebut juga merekam penurunan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja demokrasi–sebagai sistem pemerintahan.
Burhan pun menyebut, kepuasan publik terhadap kinerja demokrasi ini berkaitan dengan para aktor politik di pemerintahan.
Tetapi rendahnya angka ini tidak berarti publik ingin mengganti sistem demokrasi.
Pasalnya, survei juga menunjukkan bahwa 71,9 persen responden, menilai demokrasi sebagai sistem pemerintahan terbaik–meski tidak sempurna.
“Bukan berarti mereka mengidealkan sistem lain, tapi mereka kritis terhadap demokrasi bekerja. Ini buat kepala daerah, parpol, anggota DPR, ini penting,” tegas Burhan.
Survei IPI tersebut berlangsung pada 1-3 Februari 2021–terhadap 1.200 responden, di 34 provinsi.
Dengan margin of error 2,9 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen.