Nuning juga mengaku begitu menghargai bahasa Arab.
Menurutnya, ada perbedaan konteks bahasa Arab sebagai alat komunikasi resmi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dengan penggunaannya sebagai bahasa sehari-hari, dalam pergaulan suatu bangsa yang sudah punya bahasa nasional.
“Ini seperti halnya bahasa Indonesia, dalam hal ini, mohon maaf bila ada yang tidak sependapat dengan saya,” kata Nuning.
Lebih lanjut, ia juga mengaku, bahwa ada kekhawatiran terjadinya glorifikasi, atas menangnya Taliban di Afganistan.
Tepatnya, kata Nuning, oleh sel-sel tidur terorisme di sini.
Hal yang menurutnya sudah sering dibahas para ahli terorisme di Indonesia.
Maka Nuning kembali menegaskan, pernyataan tersebut bukan hanya pendapat pribadinya.
“Jadi bukan hanya saya saja,” tutupnya.
Selain itu, pada akun Facebook pribadinya, Nuning juga menulis, “Terima kasih atas perhatian dan masukan Bapak Ibu.”
“Yang memberi komentar saya, atas berbagai pendapat saya. Semua saya jadikan masukan.”
“Semoga kita sehat walafiat. Salam sehat,” pungkas Nuning.