Ngelmu.co – Bola panas untuk presiden Joko Widodo bergulir. Isu tenaga kerja asal China yang masuk Indonesiaa terus bergulir dan menjadi bola panas bagi Presiden Joko Widodo. Terlebih setelah terbitnya Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing (TKA) yang diduga mempermudah warga negara asing, trutama pekerja China untuk bekerja di Indonesia.
Mantan Menteri Dalam Negeri era Soeharto, Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid, mengungkapkan kekhawatirannya tentang isu tenaga kerja asing tersebut. Syarwan khawatir dengan dominasi China di Indonesia. Syarwan menyatakan dengan tegas bahwa para pekerja China bisa menjadi ancaman yang nyata.
“Ancaman China ini rill. Fenomena-fenomena investasi China di Republik ini, kemudian jalan tol, pabrik-pabrik, yang karyawannya orang China,” kata Syarwan saat dialog Kebangsaan di Resto Raden Bahari, Jakarta Selatan, Jumat (20/4), seperti yang dikutip dari Kumparan.
Baca juga: Tabir Tersembunyi dari Presiden Jokowi yang Menyembunyikan Kebenaran
Syarwan menceritakan bahwa dirinya pernah bertanya kepada juniornya di TNI yang kini menjabat Menko Kemaritiman, yaitu Luhut Pandjaitan, tentang alasan mengapa pemerintah memberikan kesempatan yang begitu besar pada pekerja China masuk ke Indonesia.
“Saya datang ke Luhut, kenapa Anda membiarkan pintu belakang kita terbuka, dimasuki oleh China. Dia (Luhut) katakan: ‘Bang itu kan buruh biasa’. Kalau kamu bicara sama anak kecil, percaya, saya bilang,” ungkap Syarwan.
Syarwan menegaskan bahwa dirinya pernah berada selama 15 tahun di intelijen (TNI), 3 kali pendidikan intelijen. Menurut Syarwan, mesti (buruh China) yang datang ke Indonesia merupakan orang yang sudah dilatih gerilya, intelijen, expert.
Syarwan menjelaskan lebih jauh tentang ancaman maraknya buruh China. Syarwan sungguh mengaku khawatir jika buruh China suatu saat nanti akan memiliki dwi kewarganegaraan, semakin lama keberadaannya di Indonesia, maka pada akhirnya akan menjadi tentara.
“Nanti warga negara China bisa menjadi warga negara Indonesia. Jadi, bayangkan dari waktu ke waktu trennya itu pemerintah itu semakin mempermudah dominasi China. Bagaimana pertama masuk buruhnya, lama lama buruhnya berubah menjadi tentara, diusir kita,” papar Syarwan.