Ngelmu.co – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, menyampaikan rasa syukurnya, karena Ramadan tahun ini, ia dapat kembali melaksanakan salat Tarawih berjemaah dengan warga.
“Alhamdulillah, Ramadan kali ini, jemaah telah kembali memenuhi masjid, musala, langgar, tajuk, atau surau, bahkan di aula-aula.”
“Suasana Ramadan di malam hari, kembali hidup,” tutur Anies, seperti Ngelmu kutip dari akun Instagram-nya, @aniesbaswedan, Senin (4/4/2022).
Ia bersyukur, lantaran sudah dua tahun, Ramadan berjalan dengan ‘sunyi’.
“Tahun ini berubah. Ramadan kembali hidup, keceriaan kembali memancar,” ujar Anies.
Ia juga bahagia, karena anak-anak yang berdatangan untuk ikut salat Tarawih berjemaah, wajahnya tampak sumringah.
“Mereka berdatangan. Ada yang datangnya sambil berlarian dengan sarung melingkar di pundak, ada yang jalan dengan tenang,” ucap Anies.
“Malam ini [Re: Sabtu, 2 April 2022], di pendopo, kami semua kembali bersujud bersama,” lanjut Anies pada takarir unggahannya.
Baca Juga:
- Salat Tarawih Pertama di Hagia Sophia, Setelah 88 Tahun!
- Ratusan Muslim Salat Tarawih di Times Square New York
- Kata Imam Shamsi Ali soal Salat Tarawih di Times Square New York
Mereka adalah puluhan warga, khususnya anak-anak dan ibu-ibu yang tinggal di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
“Pendopo ini memang biasa digunakan untuk Tarawih,” kata Anies.
“Anak-anak selalu penuh semangat. Sarung, peci, dan baju terlihat rapi saat datang,” sambungnya.
@ngelmuco #Gubernur #DKIJakarta #AniesBaswedan bersyukur, karena #Ramadan tahun ini, ia dapat kembali menjalani #salat #Tarawih ♬ suara asli – Ngelmu
Simak pernyataan lengkap Anies, berikut ini:
Saat akan pulang, banyak [pakaian anak lelaki] yang berantakan. Peci miring, gulungan sarungnya longgar, bahkan sebagian sudah melorot.
Beda dengan yang bermukena, sebagian besar tetap rapi dan tertib hingga akhir.
Tarawih anak-anak laki-laki, memang sering dipenuhi dengan keisengan. Bagi mereka, apa pun adalah bermain.
Itu semua mengingatkan atas masa kecil kita dulu. Segalanya adalah bermain.
Hanya di bulan puasa juga, kita dulu bisa dapat izin, main di malam hari.
Barangkali suasana Tarawih anak-anak di banyak tempat juga mirip.
Semangat tinggi, ketertiban belum tinggi.
Misalnya, jika anak-anak hafal bacaan imamnya, maka beramai-ramai ikut melafalkan dengan lantang.
Se-akan mau mengabarkan pada semua, bahwa mereka juga hafal.
Imamnya kolektif. Anak-anak memang unik: posisi makmum, tapi semangatnya imam. 🙂
Jika imam memilih bacaan dari ayat-ayat yang anak-anak tidak kenal, maka tiada lagi suara anak yang mengikuti bacaan imam.
Barulah Tarawih jadi tenang.
Alhamdulillah, Ramadan kali ini, jemaah telah kembali memenuhi masjid, musala, langgar, tajuk, atau surau, bahkan di aula-aula.
Suasana Ramadan di malam hari, kembali hidup.
Sekali lagi, selamat puasa. Insya Allah, Ramadan ini membawa kita meraih derajat mutakin [manusia yang bertakwa].
View this post on Instagram