Ngelmu.co – Mengenai survei indikator politik yang menyebut bahwa meski masyarakat puas terhadap kinerja namun tak menjamin akan memilih Jokowi, Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin angkat bicara. TKN Jokowi-Ma’ruf menyatakan bahwa pihaknya tetap optimis memenangkan Pilpres.
Keoptimisan tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf Abdul Kadir Karding. Karding mengklaim bahwa berdasarkan survei indikator mencerminkan bahwa rakyat masih menginginkan Jokowi kembali memimpin di periode 2019-2024.
“Dukungan yang luar biasa kepada Pak Jokowi 57,7 berbanding 32,3 itu artinya masyarakat masih menginginkan Pak Jokowi, masih senang dengan Pak Jokowi dan ingin melanjutkan kepemimpinan untuk yang kedua kali,” kata Karding, Kamis (27/9), dikutip dari Kumparan.
Sebelumnya, Direktur eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan bahwa pada saat Pilgub DKI warga Jakarta juga puas terhadap kinerja Ahok namun Ahok gagal kembali memimpin di periode kedua. Burhanuddin menyatakan bahwa survei elektabilitas capres-cawapres terungkap jika masyarakat puas dengan kinerja Jokowi. Namun, kendati masyarakat puas terhadap kinerja Jokowi (72,4 persen), pemilih tersebut masih berpeluang untuk tak memilih Jokowi.
Baca juga: Kata PKB Soal Paguyuban Korban Kriminalisasi Rezim Jokowi
“Yang kita perlu cek adalah apakah mereka yang puas ini akan memilih Jokowi? Karena apa yang terjadi di DKI, di mana rakyat DKI sangat puas terhadap kinerja Ahok, tapi Ahok tidak bisa lanjut di periode keduanya,” ujar Burhanudin, di kantornya, Jalan Cikini V, Jakarta Pusat, Rabu (26/9).
Pernyataan Burhanuddin itu dibantah oleh Kading. Menurut Karding, kemungkinan tersebut sangat kecil. Karding menyatakan bahwa tak akan ada kecelakaan politik untuk Jokowi-Ma’ruf Amin, seperti halnya dengan Ahok.
“Karena memang terjadi apa yang disebut kecelakaan politik mampu dikelola sedemikian rupa dan menyentuh rasa emosional warga muslim khususnya di Jakarta,” jelas Karding.
Karding menjelaskan bahwa kasus yang terjadi pada Ahok tak bisa disamakan dengan Jokowi. Hal itu dikarenakan, menurut Karding, Jokowi sangat tenang dalam menyampaikan sikap politiknya serta tak ada celah untuk membangun isu yang meragukan keislaman dari seorang Jokowi. Apalagi, kata Karding ditambah oleh kehadiran Kiyai Ma’ruf Amin sebagai wakilnya.