Ngelmu.co – Sebagai salah satu stasiun televisi swasta nasional, Metro TV terbukti telah berat sebelah dalam memberitakan kandidat presiden dan wakil presiden yang sedang berkompetisi dalam pemilihan presiden tahun ini. Tak main-main, hal ini disampaikan langsung oleh pihak Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DKI Jakarta. Metro TV dinilai lebih banyak memberitakan tentang Jokowi-Ma’ruf, daripada Prabowo-Sandi.
“Hasil monitoring kami, konten pemberitaan terkait paslon nomor 01 dan 02 ada disparitas frekuensi yang cukup tajam,” ujar Puji Hartoyo, Ketua Bidang Pengawasan Isi Siaran KPID, seperti dilansir RMOL, Senin (11/3).
[read more]
Metro TV dinyatakan telah menayangkan berita tentang Pilpres 2019 secara tidak berimbang, dengan perbandingan 78% untuk berita terkait pasangan calon 01, netral 15%, dan hanya sebesar 7% untuk paslon 02.
Selain sisi frekuensi dan durasi yang tidak berimbang, Puji menambahkan jika nada pemberitaan Metro TV untuk paslon 01 dan 02 pun berbeda.
“Konten pemberitaan untuk 01 memiliki kecenderungan positif, tapi untuk 02 negatif,” jelasnya.
Sementara itu Ketua KPID DKI Jakarta, Kawiyan mengingatkan jika dalam Pasal 5 huruf 1 UU 32/2002 tentang Penyiaran, disebutkan bahwa media penyiaran harus memberikan informasi yang benar, seimbang, dan bertanggung jawab.
“Kami minta agar Metro TV memperbaiki kebijakan redaksionalnya, agar ketidakberimbangan ini segera diperbaiki. Harus memberikan informasi yang benar, seimbang, dan bertanggung jawab,” tegasnya.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
KPI: Metro TV Jauh dari Prinsip Independensi dan Netralitas
[/su_box]
Pasal 36 ayat 4 UU tentang Penyiaran yang menyebutkan, isi siaran wajib dijaga netralitasnya, dan tidak boleh mengutamakan kepentingan golongan tertentu, juga perlu diperhatikan oleh Metro TV.
“Hambatan-hambatan teknis di lapangan tidak boleh menjadi alasan untuk tidak menyajikan berita yang berimbang. P3SPS juga mewajibkan lembaga penyiaran untuk mengedepankan prinsip keberimbangan dan proporsionalitas,” imbuhnya.
Melansir Fimadani, pemberitaan tidak berimbang seperti ini sebenarnya sudah pernah disiarkan oleh Metro TV, pada pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2014 silam.
Bahkan, sebagian kalangan menilai jika Metro TV sering memberitakan citra yang negatif tentang Islam, salah satunya adalah tentang Aksi Bela Islam yang digelar oleh kaum Muslimin Indonesia, sejak tahun 2016 lalu.
[/read]