Ngelmu.co – Mungkin, bagi sebagian pihak, perjuangan untuk negeri yang dilakukan para mahasiswa, hanyalah berkumpul dan meneriakkan hal-hal yang tak ada isinya.
Mungkin pula, bagi sebagian pihak, upaya serta keringat mereka, sebatas berjalan, mencipta keramaian, dan kembali pulang.
Nyatanya? Kita tak pernah bisa tahu persis, apa yang ada dalam benak mereka; para penerus bangsa.
Sebab, tak sedikit dari mereka yang harus kembali ke rumah dengan luka, darah, dan air mata.
Bahkan beberapa pihak masih hilang kontak dengan anak, teman, serta kerabatnya.
Maukah kita sedikit membuka mata? Menghilangkan kebiasaan menerka, dan tak terus-menerus merendahkan manusia yang usianya masih di bawah kita.
Karena harusnya kita bangga.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Return of The Mahasiswa
[/su_box]
Para pejuang di balik warna-warni almamater itu, tak lagi sibuk menyaksikan acara televisi yang isinya hanya haha hihi.
Jika selama ini hanya sebagian kecil yang turun ke lapangan, sekarang jumlahnya ribuan, bahkan puluhan ribu. Mereka ikut berjuang.
Adik-adik kita ini meninggalkan kelas bukan sekadar untuk makan mie ayam.
Mereka berangkat dengan izin orang tua, beberapa bahkan mendapat dukungan dari dosennya. Untuk apa?
Apalagi alasannya jika bukan untuk menyelamatkan Indonesia yang saat ini memang sedang tidak baik-baik saja.
Tak Lupa Bersujud di Tengah Perjuangan untuk Negeri
Coba tengok. Di tengah keramaian, perjuangan, teriakan, dan tuntutan, ada potret yang tak bisa kita abaikan.
Adik-adik kita ini, tak lupakan hal terpenting dalam perjuangan, yakni doa.
Tak ada kata tak sempat. Seperti seorang pemuda yang menggelar alas seadanya, untuk tetap bisa mendirikan sholat.
Dan bukan berarti mereka yang hilir mudik melupa pada siapa harap sebenarnya ada.
Karena bisa saja mereka sudah lebih dulu jalani ibadah, kemudian lanjutkan upaya.
Namun yang jelas, ada satu hal bisa kita petik dari potret indah hasil tangkapan salah satu demonstran, bernama Cang Yusron ini.
Adalah untuk tetap ingat kepada Sang Maha Kuasa.
Jangan sampai perjuangan untuk negeri, justru membuat kita melupakan-Nya. Karena hanya Ia, satu-satunya yang bisa membolak-balikkan skenario untuk Nusantara, bahkan dunia, dalam sekejap mata.
Sebab, jika Allah sudah berkehendak, mereka yang saat ini merasa duduk sebagai penguasa bangsa pun tak akan bisa apa-apa.
Terus berjuang, dan jangan lupa bersujud pada-Nya, Allah ‘Azza wa Jalla.