Ngelmu.co, JAKARTA – Eks Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengungkap sebuah fakta dimana dirinya pernah diminta Presiden Joko Widodo untuk tidak melaporkan adanya suatu keganjilan di tubuh PT Pertamina Trading Limited atau Petral ke komisi antirausah KPK.
Sudirman yang kini menjadi anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi itu menyampaikan awalnya adanya dugaan kasus saat dirinya menjabat sebagai menteri di era Jokowi
Saat itu ada dua kasus, kasus Papa Minta Saham dan hasil audit Petral yang disebutnya ganjil.
Dikutip dari CNN Indonesia pada Minggu (17/2/2019), dia menceritakan, saat dirinya akan melaporkan Setya Novanto atas kasus papa minta saham ke Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI, dirinya memegang dua kasus tersebut.
Saat malam harinya, dirinya mengaku mendapatkan pesan dari Presiden melalui seseorang agar laporan Petral ke KPK ditunda terlebih dahulu.
Saat itu, Sudirman menyebut negara bisa menghemat banyak uang usai Peral dibubarkan, dimana transaksi impor minyak hemat Rp 250 miliar per harinya.
Jokowi sendiri sudah membubarkan Petral pada tahun 2015 dan diganti menjadi Integrated Supply Chain karena disebut sebagai sarang mafia.
Lebih lanjut, direktur Institut Harkat Negeri (IHN) ini menyebut hasil audit Petral sudah selesai, dimana ada kejanggalan yang terlihat. Namun dia menyebut kejanggalan itu tidak langsung ditindaklanjuti karena ditahan oleh Presiden melalui perantara seseorang.
“Saya tidak tahu sampai di mana, audit sudah selesai, sudah jelas hasilnya, tinggal follow up, ketika mau melapor malam itu dihentikan untuk tidak diteruskan. Jadi kalau dikatakan menterinya takut, guyonan saya, engga kebalik, Bro?”kata dia.
Padahal, Sudirman mengaku dirinya sempat rapat dengan Presiden dan para menteri membahas temuan dari audit Petral. Saat itu, imbuh dia, beberapa menteri di kabinetnya mengingatkan Presiden tidak terlalu keras mengusut keganjilan di Petral. Sudirman sendiri mendorong Jokowi agar menuntaskan lewat proses hukum yang berlaku.
“Jangan terlalu keras, nanti memukul balik dan mungkin presiden mendengarkan itu. Saya enggak tahu, jadi yang agak cemas atasan saya karena ditakut-takuti beberapa menteri,”tandas dia.
Sudirman mengatakan hasil audit terhadap Petral memang tidak ditemukan dugaan kerugian negara. Akan tetapi, bukan berarti nihil kejanggalan. Sudirman juga menyebut ada satu perusahaan yang berulang kali memenangkan tender dengan nilai fantastis.
Sudirman mengatakan perusahaan memiliki koneksi baik dengan pihak tertentu, sehingga penyidik KPK akan mudah mengidentifikasi, yang sayangnya tidak berlanjut.
Atas kondisi kejanggalan itu, Sudirman mengatakan Prabowo-Sandi akan mendorong pengusutan kasus Petral, karena hal itu penting lantaran keganjilan sudah begitu lama di Petral.
Bahkan, Sudirman mengatakan dengan hasil audit dan investigasi itu tidak dimanfaatkan, padahal ada tiga hingga empat perusahaan yang mampu mengaudit Petral, bahkan bisa mendeteksi semua pihak yang menjalin koneksi spesial.
Sudirman juga mengklaim dirinya masih memegang kopian untuk dokumen pribadi.