Ngelmu.co – Aksi penembakan massal yang terjadi di Moskow, Rusia, menewaskan ratusan jiwa.
Presiden Rusia Vladimir Putin, berjanji akan melacak dan menghukum dalang di balik serangan tersebut.
Diketahui, sekelompok orang melakukan serangan membabi buta di Moskow pada Jumat (22/3/2024).
Mereka melakukan penembakan massal, hingga menewaskan ratusan orang.
137 Orang Tewas
Data teranyar, jumlah korban tewas akibat penembakan massal di gedung konser di Moskow, Rusia adalah 137 orang.
Mengutip Reuters, Ahad (24/3/2024), Gubernur wilayah Moskow Andrei Vorobyov, memberikan pernyataan.
Ia mengatakan, dalam 24 jam, 137 jenazah ditemukan dari reruntuhan, dan para dokter berjuang menyelamatkan ratusan nyawa lainnya.
Berdasarkan rekaman yang terverifikasi, terlihat orang-orang bersenjata mengenakan kamuflase.
Mereka melepaskan tembakan dengan senjata otomatis di Balai Kota Crocus dekat Moskow.
Video juga menunjukkan, orang-orang mengambil tempat duduk mereka, kemudian bergegas menuju pintu keluar ketika bunyi tembakan berulang kali terdengar.
Mereka panik dan berusaha melarikan diri.
Baza, mengatakan, 28 mayat ditemukan di toilet, dan 14 di tangga.
“Banyak ibu ditemukan sedang memeluk anak-anak mereka.”
Buru Dalang Serangan
Rusia mengatakan, pihaknya telah menangkap empat pria bersenjata yang dicurigai melakukan pembantaian di gedung konser dekat Moskow.
Presiden Rusia Vladimir Putin, berjanji akan melacak, dan menghukum mereka yang berada di balik serangan tersebut.
Putin juga menyebut mereka sebagai musuh alias ‘terorisme internasional’.
Ia mengatakan, siap bekerja sama dengan negara mana pun yang ingin mengalahkan musuh tersebut.
“Semua pelaku, penyelenggara, dan mereka yang memerintahkan kejahatan ini, akan dihukum secara adil dan pasti.”
“Siapa pun mereka, siapa pun yang membimbing mereka,” tegas Putin.
“Kami akan mengidentifikasi dan menghukum siapa pun yang berdiri di belakang teroris.”
“[Semua] yang merencanakan kekejaman ini, serangan terhadap Rusia, terhadap rakyat kami.”
Andrei Kartapolov selaku anggota parlemen senior Rusia juga bersuara.
Ia mengatakan bahwa, jika Ukraina terlibat, maka Rusia, harus memberikan jawaban yang layak, jelas, dan konkret di medan perang.
Klaim ISIS
Sebuah video yang tampaknya direkam oleh orang bersenjata yang melakukan serangan mematikan di gedung konser Moskow, terunggah di akun media sosial yang biasanya digunakan oleh ISIS.
Mengutip AFP, Ahad (24/3/2024), video berdurasi satu setengah menit itu memperlihatkan beberapa orang dengan wajah kabur.
Mereka bersenjatakan senapan serbu dan pisau, dan tampak berada di lobi tempat konser Balai Kota Crocus di Krasnogorsk, barat laut Moskow.
Para penyerang melepaskan beberapa tembakan, banyak mayat berserakan, dan api mulai terlihat di latar belakang.
Video itu muncul di akun Telegram yang menurut kelompok pemantau SITE Intelligence Group, dianggap milik Amaq, cabang berita ISIS.
Pada Jumat (22/3/2024) malam, serangan itu kemudian diklaim oleh pihak ISIS, sebagai tanggung jawab mereka.
Namun, AFP tidak dapat mengonfirmasi kebenaran video tersebut.
Bantahan Ukraina
Di sisi lain, penolakan tegas terdengar dari para pejabat Ukraina. Mereka menyatakan jika Kyiv, tidak ada hubungannya dengan serangan yang terjadi di Moskow.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin mengatakan, 11 orang telah ditahan, termasuk empat pria bersenjata.
“Mereka mencoba bersembunyi dan bergerak menuju Ukraina, di mana menurut data awal, sebuah jendela telah disiapkan bagi mereka di sisi Ukraina untuk melintasi perbatasan negara,” kata Putin, mengutip Reuters, Ahad (24/3/2024).
Dinas keamanan FSB Rusia, mengatakan, orang-orang bersenjata itu mempunyai kontak di Ukraina, dan ditangkap di dekat perbatasan.
Dikatakan juga bahwa mereka akan dipindahkan ke Moskow.
Baik Putin maupun FSB, secara terbuka, tidak menunjukkan bukti adanya hubungan dengan Ukraina.
Ukraina sendiri telah berperang dengan Rusia, sejak invasi Moskow; 25 bulan lalu.
Baca juga:
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, mengatakan bahwa upaya untuk mengalihkan kesalahan adalah hal yang biasa dilakukan Putin, dan para ‘penjahat lain’.
Kepada Reuters, Juru bicara intelijen militer Ukraina Andriy Yusov, mengatakan, pihaknya tidak terlibat dengan kejadian tersebut.
“Ukraina, tentu saja tidak terlibat dalam serangan teror ini.”
“Ukraina mempertahankan kedaulatannya dari penjajah Rusia, membebaskan wilayahnya sendiri, dan berperang melawan sasaran tentara serta militer penjajah. Bukan warga sipil!“