Ngelmu.co – Anggota DPR RI Dapil Sumatra Utara I Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring, mengkritik pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, soal jumlah korban meninggal COVID-19, di Indonesia.
Hal itu ia sampaikan melalui media sosial Twitter, @tifsembiring, seperti dikutip Ngelmu, Rabu (15/4).
“Tapi ini ‘kan nyawa manusia, Bang. Manusia Indonesia. Abang enggak bisa lihat dari sisi statistik-nya saja. Ini bukan bisnis bang,” tegasnya.
Tifatul juga mengingatkan, jika beberapa dokter yang berjuang di tengah pandemi virus Corona, sudah menjadi bagian dari korban meninggal.
“Mereka berjuang di garis depan, sudah puluhan yang meninggal, dan mereka bagian dari angka 500 yang abang awak sebut itu,” tulisnya, menanggapi salah seorang warganet.
Sebelumnya, ketika membicarakan data sementara jumlah kasus kematian akibat COVID-19 di Tanah Air, Luhut, membandingkannya dengan Amerika Serikat.
“Buat saya, juga jadi tanda tanya sih, kenapa jumlah meninggal sampai hari ini, maaf sekali lagi, itu kita angkanya enggak sampai 500? Padahal penduduk kita ini ‘kan 270 juta, infected 4.000-an lebih, katakan kali sepuluh, 50.000,” tuturnya, Selasa (14/4).
Baca Juga: Bandingkan RI dengan AS, Luhut Sebut Korban Meninggal COVID-19 Tak Sampai 500
Pernyataan itulah yang di-sesalkan oleh banyak pihak, bukan hanya Tifatul, tetapi juga publik.
@arisristandi5: Andai se-Indonesia, yang meninggal itu 1 orang, tapi orang tersebut adalah yang kita sayangin, pasti akan sangat terasa sakitnya. Dan lihatlah, sekarang berapa banyak orang yang bersedih karena kehilangan (yang meninggal karna Korona) orang yang mereka cintai itu.
@safirasafifra: Sungguh tidak pantas, LBP selaku Menteri, bicara Penduduk Indonesia 270 Jt, yang meninggal karena COVID-19 hanya 500 orang. Apakah 25 Dokter Ahli dan puluhan Paramedis yang meninggal itu tidak masalah. Bagaimana kalau keluarga Anda yang korban.
@M_ibnuuu: Punteeeeun, sorry to say, dari 500 nyawa itu, ada nyawa yang menjadi tulang punggung bagi seluruh keluarganya, ada nyawa yang dinantikan kepulangannya, ada nyawa yang dirindukan senyuman dari wajahnya, itu nyawa manusia, bukan Tupperw*re! Pak, engga semua bisa di-itung sama angka, Pak.