Ngelmu.co – Kejadian luar biasa bencana kelaparan melanda Maluku. Bahkan, sudah tiga warga meninggal dunia akibat terjadinya kejadian luar biasa bencana kelaparan melanda wilayah pedalaman Pulau Seram, Maluku tepatnya di kaki Gunung Murkele Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Bencana kelaparan melanda warga dari Komunitas Adat Terpencil (KAT), Suku Mausu Ane di Petuanan Negeri Maneo Rendah yang merupakan suku terpencil di Maluku.
Kejadian luar biasa berupa bencana kelaparan tejadi lantaran perkebunan masyarakat suku terpencil terserang hama babi hutan dan tikus, sehingga saat ini mereka dalam kondisi krisis bahan pangan lokal. Didapatkan informasi ada sekitar 175 jiwa warga yang menderita kelaparan.
Bencana Kelaparan tersebut telah terjadi sejak tanggal 7 Juli 2018. Tiga warga yang meninggal dua di antaranya adalah balita dan seorang seorang lanjut usia.
“Data dari Badan Penanggulan Bencana Daerah Kabupaten Maluku Tengah, ada 3 orang maninggal dunia terdiri dari 1 lansia dn 2 anak,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Maluku, Ida Salampessy, Selasa (24/7/2018), dilansir oleh Detik.
Baca juga: Menyedihkan! Nenek Rebus Batu, Kisah Masa Umar bin Khattab yang Kembali Terjadi di Indonesia!
Dilansir dari Viva, Kepala Seksi Logistik BPBD Maluku Tengah, Syahril Tuakia melalui sambungan telepon, Selasa, 24 Juli 2018, juga mengatakan bahwa warga yang meninggal dunia tiga orang, satu orang lansia dan dua orang anak balita. Ketiga warga meninggal pada 7 Juli lalu.
Kondisi warga suku terpencil itu mengalami busung lapar dan gangguan kesehatan. Masyarakat mengalami kekurangan bahan pangan. Adapun upaya untuk menghindari kelaparan, selama kurang lebih dua minggu atau sejak awal Juli 2018, 45 kepala keluarga dengan 175 jiwa warga adat Mausu Ane ini hidup dengan nomaden atau berpindah-pindah tempat.
Diketahui secara geografis, Suku Mausu Ane menempati tiga lokasi terpisah di bantaran tiga sungai, yaitu di Sungai Kobi, Laihaha dan Tilupa. Suku Mausu ini juga memiliki tradisi berpindah lokasi jika terdapat anggota komunitas yang meninggal dunia. Sebab keberadaan mereka tersebar di dalam hutan, maka sulit untuk menjangkau di mana lokasi keberadaan mereka.