“Tolong Jangan Tembak Gas Air Mata ke Tribune, Banyak Anak Kecil”

Gas Air Mata Tribune

Ngelmu.co – Suporter Arema FC, Yohanes Prasetyo, memberikan kesaksiannya tentang tragedi kelam yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Hadir di acara Mata Najwa, Yohanes bicara di samping Menko Polhukam Mahfud Md.

Saya enggak ada inisiatif mau turun ke lapangan. Saya ini mau pulang, saya mau kerja.

Memang saya tidak langsung pulang setelah 90 menit, karena saya menunggu pintu keluar agak sepi.

Saya menunggu. Ternyata, ada keributan itu, dan ada tembakan gas air mata ke tribune.

Kalau enggak salah, antara tribune 6 atau 7.

Setelah itu, saya bergegas berdiri, mau keluar. Takutnya saya tambah enggak bisa keluar, enggak bisa kerja.

Ternyata, saya terkena gas air mata, dan yang saya rasakan, mata saya perih, saya tidak bisa buka mata saya.

Saya cuma mendengar saudara-saudara saya, Aremania, minta tolong.

Anak kecil minta tolong. Suara ibu-ibu itu minta tolong.

Di situ yang membuat saya inisiatif mau turun ke lapangan.

Cuma [mau] memohon sama aparat kepolisian, supaya tidak meneruskan tembakan [gas air mata] itu.

Gimana, ya, kita sama-sama satu Aremania, satu jiwa.

Dia merasakan sakit, saya juga merasakan sakit.

Saya turun, coba saya ngomong baik-baik.

“Pak polisi, tolong, jangan tembakkan gas air mata ke tribune, di situ banyak anak kecil…”

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Ngelmu.co (@ngelmuco)

Baca Juga:

Awalnya, kata Yohanes, polisi bilang, “Oh, iya, bilangin teman-temanmu…”

Sampai akhirnya ada satu oknum yang berteriak ke arahnya.

“Mulai membentak-bentak. Itu mulai ada serangan kepada saya. Awal serangan dari belakang, mengarah ke kepala.”

“Itu serangan beberapa kali, saya tidak melihat siapa yang menyerang, enggak melihat orangnya siapa, tidak melihat identitasnya.”

Simak kesaksian Yohanes, selengkapnya, di sini:

Tragedi Kanjuruhan menyebabkan 131 orang meninggal.

Polri juga telah menetapkan enam tersangka atas tragedi ini.

Tiga orang merupakan anggota kepolisian, sementara tiga lainnya:

  1. Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita;
  2. Ketua Panpel Arema Abdul Haris; dan
  3. Security Officer tim Singo Edan Suko Sutrisno.