Ngelmu.co – Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI), akan tayangkan sejumlah dokumenter dan serial Cina, usai Dewan Pengawas (Dewas), menyampaikan salah satu alasan pemecatan Direktur Utama, Helmy Yahya, adalah tayangan Liga Inggris yang dinilai tak sesuai jati diri bangsa Indonesia.
TVRI Akan Tayangkan Serial Cina
Dilansir xinhuanet.com, penayangan tersebut merupakan bentuk kerja sama TVRI dengan Guangxi Radio and Television Information Network Corp. Ltd.
Sementara diketahui, berdasarkan laporan Antara, TVRI sudah menjalin kerja sama tersebut, sejak tahun 2007 silam.
Terbagi dalam dua program, yakni Drama China—serial—dan Miracle China—dokumenter—kedua tayangan ini akan disulih suara ke bahasa Indonesia.
Salah satu serial yang akan ditayangkan adalah Trial Marriage.
Sementara untuk dokumenter, akan diputar terkait kisah kehidupan di Negeri Tirai Bambu.
Wakil Presiden Guangxi Radio and Television Information Network, Zheng Kui, berharap tayangan tersebut bisa memberi gambaran kehidupan orang Cina.
Sebab menurutnya, orang Indonesia dan Cina memiliki kemiripan nilai kehidupan serta budaya.
Kerja sama ini, selain sebagai hiburan, disebut juga bentuk peringatan hubungan diplomatik kedua negara, yang memasuki tahun ke-20.
Baca Juga: Narasi TV Bongkar Kebohongan Cina ke Rombongan Indonesia soal Kamp Uighur
Indonesia dan Cina memang sudah menjalin hubugan diplomatik sejak 1950.
“Cina telah memproduksi banyak film dan serial TV. Saya percaya bila itu ditayangkan di TV Indonesia, akan bisa bersaing dengan drama asal Asia lainnya, yang dinikmati oleh orang Indonesia,” kata Deputi Direktur Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk Wilayah Asia Timur dan Pasifik, Elizani Nadia Sumampouw.
Liga Inggris Tak Sesuai Jati Diri Bangsa
Langkah TVRI kali ini, disayangkan oleh masyarakat, karena sebelumnya, Komisi I DPR mengadakan rapat dengar pendapat dengan pihak Dewas, soal pemecatan Helmy Yahya.
Dari beberapa poin penjabaran alasan Dewas memecat Helmy, salah satunya adalah tayangan Liga Inggris yang dinilai tidak sesuai jati diri bangsa.
“Tupoksi TVRI sesuai visi-misi TVRI adalah TV publik, kami bukan swasta, jadi yang paling utama adalah edukasi, jati diri, media pemersatu bangsa, prioritas programnya juga seperti itu. Realisasinya? Sekarang kita nonton Liga Inggris,” kata Ketua Dewas, Arief Hidayat di Kompleks DPR Senayan, seperti dilansir Liputan 6, Selasa (21/1).
Meski ia mengakui, jika banyak pihak yang menyukai Liga Inggris, tetapi menurutnya, kini TVRI juga menyiarkan siaran asing lain dalam jumlah yang banyak.
“(Liga Inggris) mungkin banyak yang suka. Ada Discovery Channel, kita nonton buaya di Afrika, padahal buaya di Indonesia barangkali akan lebih baik. Kemudian siaran film asing cukup banyak, ada yang bayar, ada yang gratis,” beber Arief.
Arief juga menilai, saat ini TVRI seolah menjadi televisi swasta yang mengejar rating.
“Seolah-olah Direksi mengejar rating dan share seperti TV swasta. Kita ada APBN, harus bayar keluar negeri, dalam bentuk hal ini BWF, Discovery, dan Liga Inggris, artinya, uang rupiah kita, APBN, dibelanjakan keluar, yang presiden menyatakan dibatasi, dan ini terjadi,” lanjutnya.
Itulah yang menjadi pertanyaan publik. Mengapa di saat Liga Inggris dinilai tak sesuai jati diri bangsa, serial serta dokumenter asal Cina justru berencana ditayangkan.
“Alasan Dewas pecat Helmi Yahya karena katanya Liga Inggris tak sesuai jati diri Bangsa 😅. Jadi yang sesuai apa? Serial China? Hadeeeh… ini kok pada ngelawak terus sih kerjaannya. 😑,” tulis @Hilmi28.
Alasan Dewas pecat Helmi Yahya krn katanya Liga Inggris tak sesuai jati diri Bangsa 😅. Jadi yg sesuai apa ??? Serial China ??? Hadeeeh…ini kok pd ngelawak terus sih kerjaannya…😑 pic.twitter.com/Or7BaS05Zj
— Hilmi Firdausi (@Hilmi28) January 22, 2020
Komentar Warganet Lainnya
Sulaiman: Sebelumnya kalau gak salah, TVRI menyiarkan Liga Jerman dan Belanda. Kok baru sekarang ributnya.
Abu Bakar: Kalau Liga China ditayang oleh TVRI, pasti Bang Helmy gak dipecat.
Muhammad Arbie: Good bye TVRI, apalagi yang mesti ditonton dari TV ini? Mungkin buat aja film dokumenter tentang latar belakang Dewas masing-masing.
Indra: Coba tanya Dewas, jati diri bangsa itu apa? Pasti gak bisa jawab. 😃😃
Budhi: Sampai saat ini, terbukti ada 2 Dewan Pengawas yang tidak becus. Dewas KPK dan TVRI.
Andi Signori: Padahal Liga Inggris sesuai dengan jati diri bangsa dan negara saat ini. Motto Liga Inggris adalah “Kick and run” = korupsi dan lari menghilang 🤣🤣🤣🙏🏻