Ngelmu.co – Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan, Sumatra Utara (Sumut), menegaskan, temuan lima mayat di kampusnya adalah cadaver (kadaver).
Sebelumnya, geger penemuan lima mayat (empat pria, satu wanita) oleh pihak kepolisian di Unpri Medan.
Polisi dan pihak kampus juga sempat bersitegang. Namun, bagaimana kabar selengkapnya? Simak berikut ini:
Berawal dari Video
Berawal dari video viral yang merekam seorang pria–diduga mahasiswa–membuka boks berwarna biru.
Lalu, terlihat sosok mayat dalam boks tersebut, dan perekam pun bilang, “Ada mayat di Unpri.”
Dari viralnya video itu, polisi pun mengecek lokasi. Tepatnya pada Senin (11/12/2023), sekitar pukul 22.00 WIB.
Dua unit mobil polisi dan satu unit mobil inafis menuju Unpri yang berlokasi di Jalan Sampul, Medan.
Unpri Menolak Digeledah
Namun, dalam upaya penggeledahan awal penemuan mayat ini, pihak Unpri, sempat tidak kooperatif.
PS Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa yang mengungkapkan hal tersebut.
“Yang bersangkutan [Unpri] tidak kooperatif, karena menolak saat kita hendak melakukan penggeledahan dan cek tempat kejadian perkara (TKP).”
Di lokasi, penasihat hukum Unpri Medan, Herman Brahmana, mengaku pihak kampus keberatan atas kedatangan polisi malam itu untuk melakukan penggeledahan.
“Ini katanya polisi memang mau melakukan penggeledahan. Cuma tadi saya sudah katakan, bahwa kami keberatan, karena harus ada izin dari Ketua Pengadilan Negeri (PN) Medan.”
Herman juga meminta agar polisi datang besok, karena menurutnya informasi penemuan mayat itu tidak urgen.
“Kami hanya minta agar polisi membawa izin dari Ketua PN Medan untuk melakukan penggeledahan.”
“Memang kalau ini urgen, tidak perlu izin itu, tapi menurut kami ini tidak urgen,” kata Herman.
Lanjut Penggeledahan
Pada keesokan harinya, Selasa (12/12/2023), polisi melanjutkan penyelidikan dan melakukan penggeledahan sekitar pukul 08.40 WIB.
“Penggeledahan dilanjutkan hari ini. Pokoknya kami akan mendalami terkait dugaan yang ada di video itu lebih lanjut,” kata Fathir.
Temuan 5 Mayat
Dari hasil penyelidikan tersebut, polisi menemukan lima mayat di lantai 15 kampus; empat pria dan satu wanita.
“Temuan sementara, ada lima mayat, kami temukan di lantai 15, ada empat mayat pria, dan satu mayat wanita.”
Pihak kepolisian mengaku menunggu konfirmasi dari pihak kampus terkait temuan mayat tersebut.
“Sekarang kita masih minta kejelasan dari pihak kampus, asal jenazah ini dari mana, siapa identitasnya, kenapa bisa ada di dalam kampus.”
Baca juga:
Bantah Pembunuhan
Akhirnya, pihak Unpri, buka suara. Mereka membantah adanya pembunuhan.
Unpri menyebut bahwa mayat-mayat itu merupakan kadaver; media pembelajaran Fakultas Kedokteran.
Secara garis besar, kadaver adalah jenazah yang digunakan mahasiswa kedokteran untuk praktikum anatomi.
Pengakuan ini disampaikan oleh Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Unpri Medan, Kolonel (Purn) Susanto melalui kanal YouTube Unpri Prim Tv, Rabu (13/12/2023).
“Pertama, dengan tegas saya menyatakan, tidak ada kasus pembunuhan di lingkungan Unpri seperti yang diisukan di masyarakat.”
Susanto menekankan, pihak Unpri, pasti melaporkan ke polisi, jika memang ada tindak pidana di lingkungan mereka.
Mayat itu Cadaver
Lebih lanjut, Susanto menegaskan jika mayat-mayat itu merupakan tubuh manusia yang diawatkan; media belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran di laboratorium.
“Cadaver tersebut telah diadakan oleh rektor terdahulu. Kami sangat yakin di tiap Fakultas Kedokteran di Indonesia, memiliki cadaver sebagai media pembelajaran.”
Sesalkan Tindakan Polisi
Pihak Unpri kemudian mengaku menyesalkan tindakan polisi dari Polrestabes Medan yang menurutnya kurang koordinasi, dan tidak pernah meminta keterangan resmi dari pimpinan kampus.
“Ketiga, kami sangat menyesalkan tindakan oknum polisi dari Polrestabes Medan yang kurang koordinasi, karena pimpinan universitas tidak pernah dimintai keterangan secara resmi.”
Susanto juga menyampaikan, pada Selasa (11/12/2023) malam, ada beberapa oknum yang mengaku polisi, mendatangi Unpri dan mendesak melakukan penggeledahan.
“Untuk diketahui, pada malam hari, tidak ada petugas yang bisa mendampingi.”
“Tapi mereka berusaha untuk masuk, dan satpam akhirnya memberikan izin untuk menggeledah, dan tidak didapati apa pun saat itu.”
“Di hari berikutnya, penggeledahan dilanjutkan kembali pada pagi hingga malam hari, dan dijumpai lima cadaver di dalam bak cadaver pada laboratorium anatomi,” jelas Susanto.