Ngelmu.co – Ustaz Hanan Attaki (UHA), mengikrarkan diri sebagai anggota Nahdlatul Ulama (NU) di hadapan Ketua Umum PWNU [Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama] Jawa Timur (Jatim) KH Marzuki Mustamar.
Ikrar disampaikan dalam acara Halalbihalal 1444 Hijriah Keluarga Besar Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Malang pada Kamis (11/5/2023).
Kiai Marzuki membimbing UHA menyampaikan ikrarnya menjadi anggota NU.
Ikrar dibacakan oleh Kiai Marzuki, kemudian diikuti oleh UHA; dengan disaksikan seluruh jemaah yang hadir.
“Alhamdulillah, malam ini adalah malam terbaik dalam hidup saya, sejak ibu melahirkan saya, karena bagi seorang mukmin, ia dilahirkan dua kali, pertama jasadnya oleh orang tua biologisnya, kedua dilahirkan ruhiyahnya oleh gurunya atau mursyidnya,” tutur UHA, mengutip laman resmi NU Jatim.
UHA bercerita saat melaksanakan ibadah umrah di Tanah Suci Makkah, beberapa waktu lalu.
Ia selalu berdoa agar dipertemukan dengan mursyid atau guru yang bisa membimbingnya menuju dakwah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Sepulang umrah, saya mudik ke Jawa Timur, ke kampung istri di Tuban. Lalu, istri saya bilang bahwa Kiai Marzuki merupakan gurunya saat belajar di Malang.”
“Kemudian istri saya ajak tabaruk, tanpa berpikir panjang, langsung berangkat,” jelas UHA.
Berikut teks baiat NU oleh Kiai Marzuki kepada UHA:
Bismillahirrahmanirrahim…
Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar Rasulullah. Radhitu billaha rabbah, wa bil islami dina, wa bi muhammadin nabiyya wa rasula.
1. Saya Ustaz Hanan Attaki, menyatakan, demi Allah, benar-benar muslim, mukmin, dhohiron wa bathinan.
2. Saya Ustaz Hanan Attaki, menyatakan, berbaiat, bersumpah, mengikuti ajaran akidah ulama, habaib, kiai dari kalangan ahlussunnah wal jamaah.
3. Saya Ustaz Hanan Attaki, bersumpah, berbaiat, demi Allah, benar-benar masuk dan mengikuti jamiyah, jamaah, dan ajaran Nahdlatul Ulama yang dita’sis oleh Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahad Hasbullah, KH Bisri Syansuri, dhohiron wa bathinan, wa radhitu bidzalika.
4. Saya Ustaz Hanan Attaki, menyatakan, benar-benar dhohiron wa bathinan menerima sistem bernegara, berbangsa, NKRI, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dengan bimbingan para ulama, para habaib dari ahlussunnah wal jamaah.
5. Selanjutnya, kami menyatakan siap mati membela Islam, siap mati membela ahlussunnah wal jamaah, siap mati membela dan memperjuangkan Nahdlatul Ulama, siap mati untuk NKRI.
La haula wala quwwata illa billahil aliyyil ‘adzim.
Baca juga:
Sebelumnya, pada Ahad (12/2/2023), pengajian UHA di Masjid Al-Muttaqien, Desa Laden, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, dibubarkan.
Banser berseragam dan warga–yang berjumlah ratusan–memenuhi halaman masjid dan jalanan di depan masjid; karena menolak adanya pengajian tersebut.
Ini bukan kali pertama bagi UHA, diserang fitnah. Parahnya, fitnah yang diarahkan kepada UHA adalah narasi kotor yang berulang.
Berkali-kali UHA, dituduh menghina Nabi Musa ‘alaihissalam ataupun Sayyidah Aisyah.
Berulang kali juga UHA, dituding sebagai eks anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), ataupun gembong Wahabi.
“Ketika fitnah menghantui, kebenaran adalah satu-satunya hal yang dapat mengusirnya,” kata UHA, kala menanggapi berita tersebut.
Lalu, ia pun kembali menanggapi fitnah yang mengarah kepadanya, dengan menjelaskan secara lugas, jika berbagai tuduhan itu keliru.
Adapun pada Rabu (15/2/2023), UHA telah merespons berbagai fitnah yang mengarah kepadanya; dengan lengkap, jelas, dan lugas.
Simak selengkapnya di sini…