Ngelmu.co – Kasus penjegalan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan oleh Paspampres saat hendak turun memberikan Piala Presiden di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (17/2) lalu, mendunia. Berita tersebut dirilis oleh media online luar negeri, Coconut.co.
Coconut menuliskan bahwa bahkan gerakan non-verbal sekecil apa pun dapat memiliki arti penting dalam komunikasi politik, maka mudah untuk melihat mengapa kejadian pelarangan Anies saat hendak turun ke podium telah ditafsirkan sebagai penghinaan mutlak. Selain kemenangan Persija mengalahkan Bali United dalam pertandingan Piala Presiden, di kandang sendiri Stadion Gelora Bung Karno, titik pembicaraan utama malam itu adalah penyerahan piala yang telah dimenangkan Persija tersebut.
Coconut juga menuliskan kehebohan yang terjadi saat viral video saat Anies dilarang menuju podium untuk turut serta memberikan selamat dan menyerahkan piala kepada anak asuhnya, Persija, sendiri.
Walaupun Anies juga memposting kemenangan Persija pada akun istagramnya yang menunjukkan kedekatan Anies dengan sang Presiden, tidak membuat kehebohan tersebut berhenti. Netizen terus mempertanyakan alasan pelarang Anies ke podium tersebut.
Bahkan, netizen banyak yang membandingkan perlakuan yang diterima Anies dengan perlakuan yang diterima Gubernur Jakarta sebelumnya, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok saat perandingan Piala Presiden sebelumnya. Walaupun Persija tidak memenangkan pertandingan, Ahok turut serta ke podium bersama sang presiden.