Ngelmu.co – Terima kasih kepada Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang telah mengingatkan DPR, pentingnya TAP MPRS Larangan Komunisme, menjadi landasan dalam penyusunan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP).
Sebagai ideologi terbuka, semua bisa mengarang yang indah-indah tentang nilai Pancasila.
Tapi bila musuhnya dilupakan, maka di sana-lah peluang pengkhianatan yang pernah terjadi, bisa terulang kembali.
Aidit pun bisa bicara soal Pancasila. Manis kata-katanya. Menerima Pancasila keseluruhan termasuk sila pertama.
Bahkan membuat buku berjudul ‘Aidit Membela Pantja Sila’.
Sebagaimana golongan Iblis, pun bisa mengajarkan Abu Huroiroh ayat kursi.
Tapi sekalinya komunisme diterima berdampingan dengan ajaran agama dan nasionalisme dalam konsep nasakom, maka itulah kesempatan mereka berkhianat, seketika bangsa ini lengah.
Jadi, sebagaimana manusia diperintahkan Tuhan, untuk benar-benar menganggap setan sebagai musuh.
Begitupun bangsa ini yang bersepakat menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, seharusnya sungguh-sungguh menganggap PKI sebagai musuh.
Baca Juga: PKS Tolak RUU HIP Jika Tanpa TAP MPRS Tentang Pembubaran PKI
Sayangnya, berulang kali kesadaran ini dicoba diganggu, yang terdekat adalah perkataan Kepala BPIP, Yudian Wahyudi, yang menyebut agama adalah musuh Pancasila.
Kata-kata itu dusta dan berbahaya. Agama adalah akar Pancasila. Bagaimana bisa saling bertentangan? Maka tertawalah musuh Pancasila yang sebenarnya.
Lengahnya bangsa ini terhadap komunis, akan berlanjut ketika RUU Haluan Ideologi Pancasila ini, dirumuskan tanpa merujuk pada TAP MPRS.
Semua jalan sedang dicoba. Setelah film G30S/PKI tidak rutin lagi tayang di TVRI—seperti sebelum era reformasi—pemutarbalikkan sejarah juga diupayakan oleh para akademisi.
Lambang-lambang palu arit mulai dibuat biasa terlihat, dan sebagainya.
Bahkan institusi tentara yang menjadi benteng tangguh pemikiran komunisme, pernah coba disusupi oleh anak seorang bocah yang mengaburkan sejarah pemberontakan G30S/PKI, saat wawancara tes masuk.
Luar biasa frontalnya mereka.
Dicoba juga dengan propaganda, bahwa PKI, telah binasa dan tak perlu dikhawatirkan.
Sekali lagi atas nama umat Islam yang pernah menjadi korban keganasan PKI, saya sampaikan terima kasih kepada PKS, yang tidak melupakan para pengkhianat itu.
Selamat berjuang terus.
Oleh: Zico Alviandri