Ngelmu.co – Netizen mempertanyakan maksud pernyataan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, yang berharap ulama tidak terjebak pada kekuasaan.
Harapan itu terucap ketika Ma’ruf, membuka Muktamar Nasional ke-25 Rabithah Alawiyah, melalui konferensi video, Sabtu (4/12/2021).
Ia juga meminta, agar ulama lebih mengutamakan perbaikan akidah serta ekonomi umat.
“Saya berharap, kita tidak terjebak pada aspek kekuasaan, karena kekuasaan itu bukan kewenangan kita, kekuasaan adalah kewenangan Allah,” tutur Ma’ruf.
Netizen Mempertanyakan Maksud
Mendengar hal ini, para pengguna media sosial yang memandang Ma’ruf, sebagai ulama, pun mempertanyakan maksud pernyataannya.
“Cukup Yai, saja maksudnya? #cumananya,” tutur pengguna Twitter @NurlelySiregar.
“Maksudnya cukup saya saja, saya sudah merasakan betapa tersiksanya,” sahut @InSofyan.
“Aki sedang menasihati, agar ulama tidak sepeti ia yang ‘terjebak’,” timpal pemilik akun @Mampangprpatan.
Sementara @zarazettirazr, sampai tidak dapat berkata-kata. Ia hanya mengetwit, “Pak?”
Pemilik akun @ferizandra yang juga tampak bingung pun bertanya. “Pak Ma’ruf Amin masih ulama apa bukan? 🤔”
“Itu telunjuknya mengarah ke depan atau ke belakang? 🤔,” sahut @IraSamsudin, juga dengan pertanyaan.
Pengguna Twitter @Kenzo_Hamtaro, juga bingung. “Kalau misalnya ada ulama jadi Wapres, itu bagaimana, Pak?”
Sedangkan @Bayou_Rangkuti menanggapi pernyataan Ma’ruf dengan, “Baru kerasa kah kejebak, Pak?”
“Kalau saya sih sudah mengira dari awal, bapak kejebak. Baru siuman kah, Pak?,” sambungnya.
Lebih lanjut, @yatch_as, bilang, “Gitu ya, Pak? Kekuasaan itu beda dengan jabatan?”
“Penguasa belum tentu pejabat, karena pejabat bisa jadi kacungnya penguasa. Menjabat belum tentu berkuasa, contohnya saya,” imbuhnya.
Baca Juga:
Pemilik akun @KsatriaRasydan, bahkan dengan lantang menyindir. “Lhaaaaaaaa. Ente, Pak, yang sudah terpasung kekuasaan, tapi cuma dikasih ngurusin PAUD.”
Penguatan Akidah dan Ekonomi
Terlepas dari tanya netizen, pada kesempatan yang sama, Wapres memandang penguatan akidah dan ekonomi umat–di era globalisasi–sebagai tugas mendesak, yang harus dipikul para ulama.
“Perbaikan yang harus kita lakukan sekarang ini, yang menurut saya paling mendesak, pertama, tentu saja akidah.”
“Dan yang kedua adalah memberdayakan umat Islam, melalui penguatan ekonomi umat,” ujar Ma’ruf.
Penguatan akidah umat, lanjutnya, penting, agar prinsip himayatul ummah dalam ajaran Islam, tetap terjaga; melindungi umat dari berbagai praktik kehidupan yang dilarang agama.
“Penguatan akidah umat ini penting, supaya tidak goyah kita menjaga umat dari akidah dan pemahaman yang menyimpang.”
“Ini harus kita jaga terus, kita mengawal terus,” pesan Ma’ruf.
Kunci keberhasilan umat Islam, sambungnya, adalah terbangunnya persaudaraan Islam; ukhuwah Islamiyah.
Ukhuwah Islamiyah juga harus disertai ukhuwah wathaniyah; persaudaraan sebagai sesama anak bangsa.
“Ukhuwah Islamiyah ini menjadi kunci. Saya kira tema dari Muktamar ini tepat sekali, sebab itu kunci.”
“Tanpa ukhuwah itu, kita akan hancur,” tegas Ma’ruf.