Ngelmu.co – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), memastikan, kebakaran yang terjadi sejak Rabu (6/9/2023) di kawasan hutan dan lahan Gunung Bromo, telah padam sepenuhnya.
Sejauh ini, perkiraan luas area yang terbakar mencapai 504 hektare.
Setelah kebakaran hutan dan lahan 100 padam, jalur wisata di kawasan itu pun kembali dibuka per Selasa (19/9/2023).
Pembukaan berlaku di semua jalur pintu masuk:
- Coban Trisula Kabupaten Malang,
- Wonokitri Kabupaten Pasuruan,
- Cemorolawang Kabupaten Probolinggo, dan
- Senduro Kabupaten Lumajang.
Namun, pendakian Gunung Semeru, masih tutup.
“Karena tingkat aktivitas gunung api masih pada Level III atau Siaga,” jelas Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS Septi Eka Wardhani, Senin (18/9/2023).
Baca juga:
- Menyoal Kebakaran Bukit Teletubbies di Gunung Bromo
- Flare Prewedding Bikin Bromo Kebakaran, Negara Rugi Miliaran
- Kelanjutan Kasus Prewedding yang Sebabkan Kebakaran di Bromo
Penutupan pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa ini sudah berlangsung sejak 3 Juli 2021.
Tepatnya, karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Lalu, penutupan berlanjut hingga sekarang, lantaran aktivitas vulkanik yang meningkat, dan belum mereda.
Pendakian Gunung Semeru
Saat masih dibuka untuk pendakian, para pendaki Gunung Semeru, memulai perjalanan dari Ranu Pani.
Ranu Pani berada di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Sepanjang perjalanan, pendaki akan disuguhi keindahan panorama alam. Salah satunya adalah Ranu Kumbolo.
Danau yang berada pada ketinggian 2.389 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini, biasanya jadi tempat berkemah pendaki.
Para pendaki akan menyambut datangnya matahari terbit (sunrise) di Ranu Kumbolo, sebelum melanjutkan perjalanan.
Lalu, pendaki akan melalui Tanjakan Cinta, Oro-oro Ombo, Cemara Kandang, hingga camping ground terakhir di Pos Kalimati.
Kamu salah satu yang sudah pernah mendaki Gunung Semeru, atau berniat untuk menjelajah ke sana?