Ngelmu.co – Ustaz Abdul Somad membatalkan kunjungannya bersafari dakwah di Pulau Jawa. Hal tersebut dikarenakan, menurut unggahnnya di Istagram, UAS mendapatkan ancaman dan intimidasi. Soal itu, GP Ansor angkat bicara.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda Ansor, yaitu Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa pihaknya tak melarang UAS ceramah. Akan tetapi, pihaknya menemukan keterkaitan UAS dengan Hizbut Tharir Indonesia sejak 2013.
“Sudah sejak 2013 kami temukan ada keterkaitan UAS dengan HTI,” kata Yaqut yang dikutip dari CNNIndonesia, Selasa (4/9).
Baca juga: Ini Isi Surat GP Ansor Jepara yang Tolak Kehadiran UAS
Yaqur mengatakan bahwa pihaknya menemukan keterkaitan itu melalui isi ceramah yang disampaikan oleh UAS. Berdasarkan penelusuran yang dilakukan GP Ansor, beberapa ceramah UAS berisi ajakan jemaah berbaiat kepada khilafah. Bahkan, menurut Yaqut, ceramah UAS menuding Nabi Muhammad SAW tak mampu menciptakan suasana yang rahmatan lil alamin.
Yaqut menyatakan bahwa hal tersebut bahkan bisa ditemukan melalui jejak digital yang ditinggalkan oleh UAS di akun media sosial pribadinya.
“Cari saja ceramahnya di Youtube, ceramah dia banyak yang isinya begitu,” kata Yaqut.
Dalam kesempatan ini, Yaqut juga membantah terkait informasi yang menyebar tentang larangan UAS berceramah di Jepara. Yaqut menegaskan bahwa GP Ansor tak pernah melarang. Namun, memang dengan keadaannya saat itu GP Ansor mengirim surat kepada kepolisian untuk meninjau ulang kegiatan ceramah yang dilakukan UAS tersebut.
Yaqut pun mengklaim bahwa berbarengan dengan kegiatan ceramah UAS, pihaknya menemukan banyak bendera serta simbol-simbol HTI di Jepara.
Walau beberapa pihak menilai isi ceramah UAS mengarah pada Pancasila dan NKRI, namun Yaqut minta pihak yang menyebut hal itu agar melihat semua isi ceramah UAS. Hal itu dikarenakan beberapa kali pihaknya masih menemukan isi ceramah UAS tak berpihak pada NKRI.
“Kata pejabat di MPR dia sudah lebih Pancasilais, itu karena dia ceramah di MPR isinya begitu. Coba lihat ceramah di tempat lain, sama tidak? Jangan sampai dia berlagak beda, di MPR ceramah NKRI, di tempat lain beda, itu saja,” jelas Yaqut.
Sementara itu, Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlathul Ulama (PBNU) Maman Imanulhaq Faqih meminta UAS memberikan klarifikasi soal ancaman yang dialaminya agar tidak terjadi kesalahpahaman. Selanjutnya setelah ada klarifikasi, kata Maman, UAS dan manajemennya perlu segera melaporkan pengancam agar segera ditindak aparat kepolisian.