Ngelmu.co – Yusuf Mansur kembali menjadi sorotan, usai mengunggah cerita tentang Uighur, Xinjiang, dan China, di media sosial Instagram pribadinya, Rabu (18/12) kemarin. Di tengah isu penindasan yang dilakukan oleh pemerintah China terhadap etnis Uighur, ia justru mengklaim, jika Xinjiang merupakan wilayah yang indah.
“Yuk? Jalan-jalan ke Uighur? Sambil liat bagaimana Muslim Xinjiang menyebar ke seluruh negeri China.
Bahkan ada yang buka restoran Muslim di Pantai Indah Kapuk. Asli Chef-nya dari sana. Dari Xinjiang.
Di mana Uighur menjadi salah 1 dari 10 suku di sana. Xinjiang juga saya cari-cari di YouTube, uindaaaaahhh banget negerinya. Kotanya.
Very ethnic. Oriental banget. Dan saya banyak dapat cerita indah tentang Xinjiang.
Termasuk sahabat saya, DR. Abu Bakar, yang punya pesantren di Xinjiang, dengan 1.200 santri. Mukim loh.
Saya pernah ditunjukkan berbagai video sekolah/madrasah/pesantren DR. Abu Bakar.
Ya Xing Education, namanya. Ya Xing itu Yaasiin. یس للتربية والتعليم
DR. Abu Bakar ini lulusan Univ Islam Madinah. Haafizh Qur’an mutqin 30juz.
Satu organisasi sama saya dan DQ, di Lembaga Qur’an Internasional, yang beranggotakan 75 negara.
Beliau dua kali menghadiri wisuda akbar tahfizh PPPA, dan istrinya malah pernah satu tahun belajar Bahasa Indonesia di sini.
Sebaik-baiknya memang ngeliat langsung apa-apa itu. Semoga Allah izinkan kita menginjakkan kaki ke Xinjiang. Khususnya, Uighur.
Doa kita semua, untuk semua ummat manusia. Damai selalu. Di manapun berada. Tenang. Sejuk. Adem. Harmoni. Penuh cinta kasih.
Dan bisa membangun peradaban satu dunia, bersama-sama, dalam perbedaan yang pastinya menjadi sunnatullaah,” tulis @yusufmansurnew.
Baca Juga: Mesut Oezil Pertanyakan Ke Mana Negara Muslim Ketika Uighur Ditindas?
Ia juga mengatakan, jika para santrinya yang tersebar di beberapa kota besar di China, menjalani hidup sebagaimana mestinya seorang Muslim, tanpa gangguan.
“Santri-santri kami banyak nyebar kuliah di beberapa kota besar di China sana. Mereka kadang pake gamis ke mana-mana.
Ada masjid besar di kota-kota mereka. Dan di kampus-kampus tempat anak-anak saya kuliah, ada masjid besar juga.
Kadang live performance Qur’an juga. Plus kemaren umrah, ngobrol banyak dengan jamaah-jamaah umrah dari Yunan, China.
Saya live-in juga tuh. Anak muda. 19 tahun. Haafizh 7 juz. Berproses 30 juz. Ngafalnya di masjid. Sepulang sekolah. So?” beber Yusuf Mansur.
Baca Juga: Tindas Uighur, Pemuda Muhammadiyah Sebut China Bersembunyi di Balik Retorika Radikalisme
Ia pun mengingatkan, kepada warganet yang membaca postingannya, untuk menelaah apa yang diceritakan secara lengkap.
“Bila ada yang komen lagi, saran saya, baca caption yang lengkap. Jangan di-scroll. Hehehe. Plus baca jawaban-jawaban atas komen-komen. Bismillaah. Hati kita buat Uighur koq. Mangga dibaca,” ujarnya di kolom komentar.
Baca Juga: Media dan Pengguna Medsos Indonesia Jadi Pembela Uighur Nomor 1
Namun, beberapa pengguna media sosial Instagram yang membaca tulisan Yusuf Mansur, justru terus menggaungkan berbagai tagar membela Uighur.
Seperti #SaveUighur, #SaveMuslimUighur, dan lain sebagainya.
elhardy91: Waduh tadz #saveuighur
toniarianto: #savemuslimuyghur
ahmad.husain.90410: #savemuslimuighur
andigracias_: #saveuighur
mohsolihudinayubi: #saveuighur
el_zhal20: Allah Akbar #saveuighur #westandwithuighur #uighurmenjerit