Ngelmu.co – Ulama kondang ahli Teologi yang berasal dari India, Zakir Naik, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Malaysia dan Perdana Menteri Mahathir Mohamad. Ucapan dan rasa terima kasih Zakir Naik itu disampaikan karena pemerintah Malaysia dan Mahathir mengizinkannya tinggal di negara tersebut.
Sebelumnya, Mahathir telah menolak mendeportasi ulama itu ke India. Oleh karena itu, keputusan pemerintah Mahathir telah menegaskan kembali kepercayaan Zakir Naik pada keadilan dan keharmonisan komunal Malaysia. Zakir Naik menilai bahwa Malaysia terbukti sebagai negara yang berhasil membuktikan keragaman multiras.
Diketahui sebelumnya, Zakir Naik sedang diburu otoritas keamanan India atas tuduhan terorisme dan pencucian uang. Namun, Zakir Naik menolak semua tuduhan tersebut.
Adapun alasan Mahathir menolak mendeportasi Zakir Naik karena dia sudah berstatus penduduk tetap Malaysia. Status penduduk tetap tersebut telah diberikan sejak era pemerintahan Najib Razak.
Baca juga: Dr. Zakir Naik, Sosok Ulama Internasional Ahli Teologi
“Saya merasa rendah hati untuk menjadi bagian dari keragaman ini, dan saya juga mengakui kepekaan yang ditimbulkannya. Saya tidak akan pernah ingin mengganggu atau membahayakan keharmonisan ini dengan cara apa pun atau melanggar aturan hukum negara ini karena itu adalah kepedulian utama saya untuk memupuk keharmonisan sosial yang saat ini dinikmati oleh warganya,” papar Zakir, dikutip dari Sindonews.
Namun, Zakir tetap berharap dirinya bisa mendapatkan keadilan dan bisa kembali ke negara asalnya, India. Zakir menyatakan bahwa dirinya berutang budi kepada Malaysia. Hiputan budi itu tidak hanya sebagai orang yang mencari perlakuan yang adil, tetapi sebagai individu yang cinta kemanusiaan.
Zakir mengklaim bahwa selama beberapa tahun terakhir, ribuan artikel berita, video YouTube dan posting di media sosial telah mengaitkan “pernyataan yang mengerikan” kepadanya yang sejatinya tidak pernah dia buat.
“Bagi siapa saja yang tidak ingin Islam disajikan sebagai agama damai, itu adalah cara cepat dan kotor untuk mendiskreditkan iman. Saya memohon kepada siapa saja yang menemukan materi semacam itu untuk memverifikasinya sebelum melompat pada kesimpulan. Karena kebenaran yang sederhana adalah bahwa setiap pernyataan yang diberikan kepada saya yang bertentangan dengan kemanusiaan adalah pernyataan palsu. Berkali-kali, saya telah menegaskan kembali bahwa seorang Muslim tidak bisa menjadi Muslim yang baik kecuali dia adalah manusia yang baik,” katanya, Rabu (11/7/2018).